Selasa, 06 Februari 2018

Contoh Model Bisnis kuliner saat ini.


Bingung untuk memulai Binsis kuliner, atau bingung memilih jenis/model Bisnis kuliner apa yang akan kita jalani, karena pada dasarnya  bisnis kuliner memiliki entry barrier yang relatif mudah,  kita bisa  memilih Model Bisnis kuliner  sesuai dengan tingkat kesulitan, fasilitas yang ada atau bahkan menyesuaikan dengan modal yang kita punya.

Seiring dengan berkembangnya jaman, Bisnis kuliner pun ikut berkembang dan melahirkan beberapa Model Bisnis, yang nantinya bisa kita pilih sesuai dengan kemampuan kita, berikut beberapa contoh Model Bisnis kuliner saat ini beserta kelebihan dan kekuranganny

1. Outlet Business

Membangun bisnis dengan model membuka Outlet, model bisnis seperti ini sering kita jumpai saat ini, contohnya seperti Nasi goreng Mafia, Sabana, Baso Boedjangan dll.

Kelebihan :

(+) Mudah dikenali Orang, karena mempunyai Outlet yang berukuran sedang atau besar, sehingga pemilihan letak outletnya pun sangat diperhitungkan, agar semua orang yang lewat bisa lansung menyadari Outlet kita.

(+) Model bisnis seperti ini Bisa berkembang dengan sangat cepat dengan berbagai model pengembangan, Jika outlet kita selalu ramai oleh pengunjung bisa saja ada orang yang berniat membuka bisnis seperti kita atau kita bisa jual franchise bisnis kita.

(+)Peluang menambah passive income terbuka lebar, jika kita berhasil membuka franchise untuk Bisnis kuliner kita itu artinya peluang mendapatkan passive income akan terbuka

Kekurangan :

(-)Beresiko tinggi, karena untuk bisnis semacam ini membutuhkan modal yang tidak sedikit, misal sewa tempat, karyawan, dan biaya operasional lainnya.

(-) Standarisasi yang Berat, karena model usaha ini termasuk usaha yang kompleks, sehingga untuk menentukan standarisasi tidaklah mudah, sebagai contoh untuk menjaga rasa makanan agar tetap sama selama outlet beroperasi, bukanlah hal yang mudah.

(-) Tantangan SDM yang besar, untuk bisnis seperti ini tentu saja membutuhkan banyak orang dan ahli yang sesuai dengan bidangnya dan merekrut orang yang tepat bukanlah masalah yang mudah, dan mereka harus bisa kompak untuk menjaga bisnis tetap berjalan.

2. Bisnis Rumahan

Model bisnis ini dijalankan dirumah, ya model bisnis seperti ini cenderung lebih mudah dilakukan dan tak butuh banyak modal terutama di bidang kuliner, karena kita hampir bisa menggunakan semuat alat yang kita punya di dapur kita, sehingga bisa menghemat modal dan biaya sewa tempat.

Kelebihan :

(+) Bisa dikerjakan sambilan, dan dapat diperhitungkan waktu pengerjaannya, karena biasanya skala pesanan nya tidak terlalu banyak atau biasanya dibatasi masksimal order.

(+) Potensi resiko lebih mudah dihadapi, karena biasanya industri rumahan sistemnya lebih simple dibanding model bisnis lainnya.

(+) Lebih fleksibel,, dalam model bisnis ini pengerjaan nya bisa sesuka hati, jika kita tidak ingin menerima order kita bisa lakukan itu atau mereschedule order, karena murni usaha itu milik kita dan tidak melibatkan banyak tanggung jawab

Kekurangan :

(-) Potensi ditiru oleh orang lain sangat  cepat dan mudah, karena untuk memulai bisnis ini cenderung mudah dan tak butuh banyak modal, makan untuk menirunya pun tak akan sulit.

(-) Pengembangan brand dan bisnis terbatas., bisnis akan lebih sulit berkembang karena dilakukan dirumahan dengan alat yang mungkin terbatas dan sulit untuk membuat produk dengan quantity besar.

3. Retailer

Model bisnis seperti ini kita bekerja dengan cara supply bisnis ke orang lain dengan brand sendiri, cara ini cukup populer karena kita bisa menitipkan produk kita di outlet/orang lain, sehingga kita bisa menghemat biaya operasional.

Kelebihan :

(+) Potensi untuk bisnis kita berkembang sangat besar, karena kita bisa menitipkan barang kita di banyak tempat/agen, contohnya kita bisa menitipkan Sambal yang kita buat di banyak restaurant yang bekerja sama dengan kita

(+) Fokus membangun brand bisa lebih terkonsentrasi, karena kita tidak terlalu memikirkan biaya operasional sepertri sewa tempat dll, kita bisa mengalokasikan dana untuk hal lain dan fokus meningkatkan kualitas produk kita.

Kekurangan :

(-)  Sangat bergantung pada orang lain, karena kita menitipkan barang kita , maka kita tak akan  mengawasi secara langsung  barang kita apakah disimpan di tempat yang strategis atau tersimpan dengan rapih agar produk kita tetap dalam kondisi prima dan layak saing, karena produk kita pasti disandingkan dengan kompetitor.

(-)  Butuh modal besar jika skalanya besar, Karena biasanya ada sistem bagi hasil dan pembayaran dengan sistem mundur, maka butuh modal besar jika permintaannya juga besar.

4. Outsourching

Model bisnis seperti ini berjalan dengan cara kita menerima order dari brand lain, misal produk kita dipesan untuk melengkapi produk brand lain atau kita memesan produk orang lain untuk memenuhi kebutuhan brand kita.

Kelebihan :

(+) Jika kita me maklon kan bisnis kita, skala pendapatan bisa terukur dan terprediksi, karena kita mengerjakan pesanan dari orang lain dan jika berjalan makan kita sudah bisa menghitung pendapatan bulanan kita.

(+)  Jika kita maklon dari orang lain, kita bisa menghemat biaya opersional, karena kita tidak perlu melakukan invest untuk membuat produk yang akan melengkapi produk kita, contoh maklon sambal: kita tak perlu membuat pabrik sambal custom, untuk melengkapi produk ayam goreng kita, cukup memesan sambal dari oranglain

Kekurangan :

(-) Jika Pemaklon stop pesan dari kita, bisnis kita bisa goyang, begitu pun jika kita tidak bisa memenuhhi syarat produk yang dipesan, maka bisnis kita bisa terganggu, dengan kata lain model bisnis ini sangat bergantung pada orang lain

(-)  Jika kita maklon kepada orang lain, dan orang itu berhenti produksi maka bisnis kita pun akan terganggu, karena produk kita akan berbeda tanpa pelengkap dari mereka, maka sangat ddisarankan untuk maklon ke perusahaan yang punya latar bisnis baik.

 5. Catering.

Model bisnis seperti ini sangat menguntungkan dan sangat populer belakangan ini, bisnis ini mempunyai sedikit resiko namun tuntutan untuk menjaga kualitas makanan sangat dibutuhkan untuk menghadapi persaingan.

Kelebihan :

(+)  Potensi mengalami kerugian lebih kecil, karena kita mengerjakan project dengan modal yang sudah kita perhitungkan.

(+)  Biasanya menganut sisten Business to Business sehingga margin cukup besar dan Loyal.

(+) Jika kita bisa menjaga kualitas produk dan rasa yang konsisten, maka bisnis model ini akan mudah dikenal orang, karena kebanyakan bisnis ini dipasarkan saat acara berlangsung (orang mencicipi makanan kita).

Kekurangan :

(-) Harus mempunyai Modal yang besar, karena biasanya pembayaran dengan sistem mundur, sehingga modal harus kuat untuk menerima order lain disaat ada pembayaran yang tertunda.

(-) Harus konsisten dengan kualitas produk dan rasa, karena banyak persaingan dalam model bisnis ini , dan penyebarannya pun kebanyakan dilakukan dari mulut ke mulut, sehingga jika rasa dan kualitas tidak konsisten, bisa jadi berita ini tersebar maka permintaan akan produk kita bisa menurun dan tergantikan dengan yang lain.


 6. Makelar/Distributor/Franchisor kuliner/Reseller.

Model bisnis seperti ini biasanya sudah berjalan oleh pendahulunya kita tak perlu membangun dari nol, kita hanya tinggal menggambil/ memasarkan produk dari brand yang kita ajak kerja sama,

Kelebihan :

(+) Tidak perlu invest untuk merancang sistem dan branding, karena brand sudah pasti dikenal orang  ,  mereka juga sudah menyediakan SOP dan mengatur  promosi untuk produknya, sehinga kita bisa mengalokasikan dana untuk kebutuhan lain.

Kekurangan :

(-) Jika brand owner tidak konsisten , bisnis kita bisa terganggu, maka dari itu kita harus teliti sejarah bisnisnya dan juga pertumbuhan bisnisnya (growth) sebelom kita memutuskan untuk bekerja sama dengan mereka.

Sekian penjelasan tentang Model Bisnis Kuliner yang berkembang saat ini, semoga tulisan ini bisa membantu kita untuk memahami, atau membantu anda untuk meimilih model bisnis yang akan anda jalani.

Inspired by Rex Marindo module "Membangun bisnis kuliner dari nol"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar